Kamis, 23 November 2017

Hati-hati, Anemia Pada Anak Bisa Menghambat Pertumbuhan. Apa Saja Gejalanya?


Tak hanya orang dewasa, anak juga bisa mengalami anemia, yang juga dikenal dengan kekurangan darah. Nah, Anda harus berhati-hati karena proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang anemia mungkin akan terpengaruh. Anemia yang paling umum pada anak adalah kondisi ketika tubuh kekurangan zat besi. Akibatnya, darah sangat sulit memasok cukup oksigen ke seluruh bagian tubuh bayi.

Anemia sendiri adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun di bawah batas normal. Kondisi ini bisa mengganggu kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb), sebuah protein yang memasok oksigen ke seluruh sel dalam tubuh untuk bertahan hidup.

Anemia bisa disebabkan oleh banyak faktor. Di antara berbagai penyebab, anemia dapat terjadi karena kelainan bawaan (genetik), masalah gizi (seperti kekurangan zat besi), infeksi, beberapa jenis kanker atau karena terpapar obat-obatan terlarang atau toksin.

Anak Anda mungkin menderita anemia (kurang darah) jika ...
  • Tubuh anak tidak menghasilkan sel darah merah yang cukup. Hal ini bisa terjadi jika seorang anak kekurangan zat besi atau zat gizi lainnya dalam makanannya.
  • Tubuh anak itu menghancurkan terlalu banyak sel darah merah. Jenis anemia ini biasanya terjadi ketika seorang anak memiliki penyakit yang mendasarinya atau mewarisi kelainan sel darah merah, seperti anemia sel sabit.
  • Kehilangan sel darah merah akibat pendarahan. Misalnya karena luka yang sangat kuat atau perdarahan menstruasi.


Tanda dan gejala anemia (kurang darah)

Sebelum mengetahui bagaimana menghadapi anemi anak, Anda harus mengenali gejala yang sering muncul. Beberapa gejala ini adalah:

  • Kulit pucat atau pucat, serta di bidang kelopak mata dan kuku
  • Cojear
  • Menuntut
  • Mudah lelah
  • Sangat mudah untuk mendapatkan infeksi karena sistem kekebalan tubuh lemah
  • Area kulit atau mata kuning (dialami oleh anak yang sel darahnya dikurangi dengan cara dihancurkan oleh tubuhnya sendiri)
  • Prestasi di sekolah tidak memuaskan


Konsultasikan dengan dokter segera sebelum kondisinya menjadi kronis dan mengganggu pertumbuhan anak. Anak-anak dengan anemia defisiensi besi juga bisa makan hal-hal aneh seperti es batu, tanah liat, tanah liat, dan tepung jagung. Perilaku ini juga disebut pica. Pica tidak begitu berbahaya, kecuali jika anak Anda makan sesuatu yang beracun. Biasanya, pike berhenti setelah mengobati anemia dan saat anak tumbuh.

Dapatkah anemia dicegah pada anak-anak?

Cara terbaik untuk menghindari anak-anak dari anemia adalah dengan menjalani gaya hidup sehat dan diet seimbang dan bergizi. Berikut tips hidup sehat agar anak-anak dengan anemia bisa pulih dan berkembang dengan baik.

1. Jangan berikan susu sapi kepada bayi anda sampai usia 12 bulan

ASI (ASI) memiliki kandungan zat besi lebih rendah dibanding susu sapi. Namun, pencernaan bayi bahkan lebih mampu menyerap zat besi dari ASI daripada susu sapi. Pemberian susu sapi sebelum anak Anda siap sebenarnya bisa mengurangi jumlah zat besi yang terserap di dalam usus.

Jika Anda menyusui, bayi Anda akan memiliki cukup persediaan besi sampai usia minimal 6 bulan. Setelah itu, jika anak Anda terus disusui dan sudah mulai makan makanan padat, beri dia makanan dengan zat besi tambahan. Bicaralah dengan dokter anak Anda tentang makanan yang paling tepat untuk tujuan ini.

2. Jangan minum susu paling banyak

Terimakasih anak anda jika dia suka minum susu. Namun, minum terlalu banyak susu bayi yang rendah zat besi bisa membuat anak Anda merasa kenyang.

Dengan begitu, anak bisa sulit makan karena kenyang. Padahal, sumber terbaik zat besi dan mineral justru di alami makanan dan minuman, terutama sayuran hijau seperti bayam.

3. Pertahankan diet seimbang

Biji-bijian dan sereal bisa menambahkan zat besi ke tubuh anak Anda. Sumber besi lain yang baik untuk dikonsumsi termasuk daging rendah lemak segar, kentang, tomat dan kacang-kacangan. Anda bisa meningkatkan sumber zat besi selain ASI atau memberi anak suplemen zat besi lebih banyak (dengan konsultasi pertama dengan dokter anak). Pastikan memperhatikan keseimbangan gizi anak sehingga anak Anda juga bisa terhindar dari obesitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar